Siapa bilang untuk menjadi pelatih hebat seseorang harus lebih dulu
punya jam terbang tinggi sebagai pemain? Setidaknya, lima orang yang
disebut di bawah ini telah membuktikan bahwa anggapan tersebut salah
besar.
1. Arsene Wenger
Dia hanya bermain untuk klub amatir di Perancis. Pengetahuan sebagai
sepakbola justru lebih banyak didapatnya lewat bangku pendidikan.
Wenger menyelesaikan gelar diploma kepelatihan pada 1981. Tiga tahun
berselang, pria yang dikenalkan dengan dunia sepakbola oleh sang ayah
ketika masih berusia 6 tahun itu dipercaya menangani tim gurem Liga
Perancis, Nancy.
Sempat mendarat di AS Monaco (1987-1994) dan klub liga Jepang, Nagoya
Grampus (1995-1996), pelatih yang dijuluki The Professor kemudian
berlabuh di Arsenal dan masih bertahan sampai sekarang.
2. Gerrard Houllier
Sebelum menjadi pelatih, dia bekerja sebagai tenaga pengajar. Bahkan
Houllier sempat diberi kepercayaan memimpin sebuah sekolah di Perancis.
Tapi karena panggilan jiwa, di usia 26 tahun pria yang pernah menangani
sejumlah tim papan atas Eropa seperti Liverpool serta Olympique Lyon itu
banting setir menjadi juru ramu strategi lapangan hijau. Tim yang
pertama ditanganinya adalah sebuah klub amatir, Le Touquet Athletic Club
pada 1976.
3.Carlos Alberto Parreira
Lima timnas pernah merasakan sentuhan tangan dingin Parriera. Brasil
adalah yang paling sukses. Tiga gelar dipersembahkannya untuk tim Samba
yaitu Piala Dunia 1994, Copa Amerika 2004 dan Piala Konfederasi 2005.
Namun usut punya usut, Parreira dulunya tidak pernah tercatat menjadi
pemain. Perkerjaan sebelum menjadi ahli taktik adalah pelatih kebugaran
tim.
4. Arrigo Sacchi
Dikenal karena sukses membawa AC Milan menjadi tim yang mendunia,
rupanya Sacchi sempat diragukan pada masa awal menjadi pelatih.
Alasannya sederhana, dia dinilai tak pengalaman karena hanya merupakan
mantan pemain amatir.
"Saya tidak mengerti mengapa mereka masih berpikir untuk menjadi joki
maka Anda wajib menjadi kuda terlebih dahulu," kata Sacchi yang juga
pernah menjajal profesi sebagai sales sepatu.
5. Jose Mourinho
Yang satu ini pasti tidak asing, Jose Mourinho. Lihai menyusun strategi
untuk membawa tim asuhannya meraih kemenangan serta gelar juara,
ternyata kesuksesan macam itu tak pernah dirasakannya saat menjadi
pemain.
Berulang kali mencoba unjuk gigi sebagai pemain sepakbola dengan
bergabung ke beberapa klub lokal di Portugal dan sialnya sebanyak itu
pula Mourinho merasakan kegagalan serta penolakan.
Meskipun demikian kecintaan Mourinho pada sepakbola tak pernah luntur.
Gagal menjadi pemain dia menjajal peruntungan dengan masuk ke jajaran
manajemen. Bermodal ilmu psikologi yang dipelajarinya dibangku kuliah,
Mourinho lalu memadukannya dengan metode kepelatihan sepakbola yang
diserapnya ketika menjadi pemain.
Alhasil, secara perlahan Mourinho mulai mendapat kepercayaan, mulai dari
pelatih tim junior, pemandu bakat, asisten pelatih, semua sudah pernah
dirasakannya.
Kalau sekarang : Pep Guardiola, Josse Mourinyo, Allegri dan Frank Rijkaard
BalasHapus