Kitab suci Alquran telah menerangkan dengan jelas bahwa tak ada
nabi lain setelah nabi Muhammad SAW. Kendati demikian, umat beragama
tidak bisa menghindari fenomena nabi palsu yang terus bermunculan sejak Rosulullah wafat.
Mulai dari semenanjung
Arab hingga ke ujung Asia, tidak berhenti orang-orang yang mengaku
mendapat hidayah atau mukjizat lalu menyebut dirinya sebagai nabi.
Di Indonesia, di abad millenium ini, tercatat ada lima orang yang
mengklaim dirinya sebagai nabi penerus nabi Muhammad SAW. Untuk
meyakinkan masyarakat tak jarang nabi palsu ini menggunakan cara aneh
hingga maksiat.
Mulai dari menyuruh
umatnya beribadah tak lazim, menyetor uang sampai melakukan ritual
yang berujung pemerkosaan. Beberapa hari lalu, kasus seseorang yang
mengaku dirinya sebagai nabi sempat menghebohkan warga Lereng Gunung
Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Karanganyar KH Zainudin mencurigai
nabi palsu di lereng Gunung Lawu tersebut adalah penerus ajaran nabi
palsu terdahulu yang pernah ada di daerah Giri Layu, Matesih,
Karanganyar.
"Dulu pernah ada, namanya Rochmad, tapi orangnya sudah meninggal, dan
sekarang digantikan penerusnya, namanya Sutarmin, seorang guru agama,"
kata Zainudin.
Berikut adalah lima nabi palsu di Indonesia:
1. Lia Aminuddin alias Lia Eden
Berpakaian putih dan bermahkotakan rangkaian bunga, Lia
Aminuddin mendeklarasikan dirinya sebagai nabi dan Rosul sekaligus Imam
Mahdi. Peristiwa goib yang menimpanya membuat perangkai bunga ini mampu
menarik ratusan pengikut untuk masuk menjadi penganut Eden.
Tak tanggung-tanggung, janda berumur 67 tahun ini juga mengklaim bisa meramalkan kiamat, alhasil mulai dari cendikiawan, seniman dan artis terpikat oleh sabda Lia Eden.
Namun kedigdayaan nabi palsu ini runtuh saat Mahkamah Agung memutus Lia
dengan 3 tahun penjara pada 2007 lalu. Sedikit demi sedikit pengikut
sang nabi berkurang sampai saat ini hanya mencapai belasan orang.
Bahkan kegiatan istana tuhan yang merupakan kediaman Lia Eden di Senen
pun sepi. Seorang pengikutnya mengatakan nabi palsu tengah
beristirahat dan belum diperintahkan tuhan lagi untuk berdakwah.
2. Dedi Mulyana alias Eyang Ended
Nabi palsu Dedi Mulyana yang berasal dari Banten adalah nabi berperilaku bejat. Mengaku memperoleh wangsit dari musyawarahnya dengan jin di laut, nabi yang juga berprofesi sebagai dukun ini menyatakan kenabiannya.
Selama dua tahun Eyang Ended merekrut pengikutnya dengan prasyarat
menyetor uang senilai 5 juta rupiah. Parahnya lagi, nabi ini mampu
menipu 30 perempuan untuk melakukan ritual keagamaan dengan jalan
berhubungan intim.
Perkosaan inilah yang membawa Eyang Ended 'pensiun' jadi nabi palsu.
Polisi langsung membekuk Eyang Ended di tempat persembunyiannya di
Lampung pada Juni 2005 silam.
3. Ahmad Musaddeq alias Abdul Salam
Di tahun 2006, sosok Ahmad Musaddeq tenar di penjuru
negeri dengan predikat nabi palsu. Betapa tidak, saat itu Mussadeq
menafsirkan kitab suci dengan cara sendiri dan tidak mewajibkan umatnya
solat, puasa dan ibadah wajibnya.
Seperti nabi-nabi palsu lainnya, Musadeq mendapatkan wangsit setelah
selama 40 hari 40 malam bertapa di gunung Bunder, Bogor. Dinilai semakin
meresahkan, Musadeq pun diamankan polisi hingga akhirnya bertobat.
Didampingi tokoh ulama, Musadeq menulis salat taubatnya di tiga lembar
kertas HVS yang menyatakan dirinya kembali ke ajaran Islam pada tahun
2007.
4. Ashriyanti Samuda
Di usianya yang masih muda, Ashriyanti Samuda (30) sudah
percaya diri mengatakan bahwa dirinya adalah nabi. Untuk merekrut
pengikut, warga Kepulauan Sula, Maluku ini menerbitkan buku yang
dicetaknya sendiri kemudian disebarkan kepada masyarakat setempat.
Lucunya, selain menjadi nabi Ashriyanti pun berniat menyampaikan
sabdanya pada Presiden 2014 nanti, lewat bukunya yang berjudul Pemimpin
yang Diutus Cahaya dari Indonesia
Timur for Presiden RI 2014. Buku ilegal ini sampai ke MUI Maluku
Utara, dengan cepat MUI setempat langsung mengadakan dialog dan
pendekatan ke nabi palsu.
Sang nabi pun akhirnya digiring untuk di sidang pada 15 Juni 2012 lalu.
5. Sutarmin dari Gunung Lawu
Memasuki tahun 2013, sosok nabi palsu kembali muncul di
lereng Gunung Lawu. Si nabi yang diketahui bernama Sutarmin adalah
seorang guru agama yang meneruskan ajaran pendahulunya Rochmad.
Polres Karanganyar, langsung bergerak mengendus adanya aliran sesat
yang diajarkan nabi palsu di lereng Gunung Lawu. Namun, hingga kini
polisi belum mengungkap identitas dan lokasi nabi palsu tersebut.
Menurut penuturan MUI Karanganyar, Rochmad sendiri dan pengikutnya memang menyimpang dari ajaran
Islam, yakni mengganti nama Nabi Muhammad dalam syahadat dengan nama
Rochmad. Perbedaan lainnya adalah, pada salat wajib dan salat dhuha.
Ajaran Rochmad disebarkan secara? tertutup, hanya khusus kepada anggota
pengajiannya saja.
"MUI sudah beberapa kali mengundang tokoh yang menyebarkan ajaran berbeda dari
kebanyakan syariat Islam yang ada di masyarakat, termasuk Rochmad dan
penerusnya. Namun tidak pernah ditanggapi," ungkap Ketua MUI Karanganyar
Zainuddin.
Zainudin berharap polisi segera menindak sang nabi palsu. "Kalau kata
pak Kapolres, memang sudah dalam pemantauan, kami berharap agar segera
diambil tindakan tegas, agar tidak membuat keresahan di masyarakat,"
pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar